Belanja Konsumsi Warga Kebumen Melonjak, Rokok Kalahkan Buah dan Susu

Pengeluaran konsumsi warga Kebumen naik, mayoritas terserap untuk kebutuhan pokok. (Foto: Ilustrasi AI)

KEBUMEN, Beritakebumen.com – Laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen terjadi tren peningkatan signifikan dalam pengeluaran per kapita penduduk selama lima tahun terakhir, yaitu dari 2020 hingga 2024.

Data ini menyoroti bagaimana masyarakat Kebumen mengalokasikan anggaran belanjanya, dengan mayoritas terserap untuk kebutuhan pokok, terutama makanan.

Berita Lainnya

Menurut laporan BPS, total pengeluaran per kapita penduduk Kebumen melonjak dari Rp883.891 per bulan pada 2020 menjadi Rp1.060.534 per bulan pada 2024.

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pengeluaran di sektor pangan dan nonpangan. Namun, porsi terbesar pengeluaran masih didominasi oleh makanan.

BACA JUGA: Bank Jateng Resmikan Layanan Konvensional dan Syariah di Gombong

Pada 2024, pangsa pengeluaran makanan mencapai 53,30 persen, naik drastis dari 51,29 persen pada tahun sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa masyarakat mengalokasikan proporsi belanja yang lebih besar untuk makanan.

BPS mencatat bahwa lonjakan ini berpotensi menggambarkan tekanan harga atau daya beli masyarakat yang lebih banyak terserap untuk kebutuhan pokok, sehingga alokasi untuk kebutuhan non-makanan menjadi lebih kecil.

Porsi Rokok Cukup Tinggi

Secara rinci, laporan BPS Kebumen juga memaparkan pola konsumsi yang menarik. Dari total pengeluaran makanan, lima kelompok komoditas dengan persentase tertinggi adalah makanan dan minuman jadi (32,78%).

Diikuti oleh padi-padian (14,02%), rokok dan tembakau (10,68%), sayur-sayuran (8,92%), serta buah-buahan (5,54%).

BACA JUGA: Daftar Harga Sembako di Kebumen Hari Ini, 3 Komoditas Alami Kenaikan Harga

Dominasi makanan dan minuman jadi menunjukkan preferensi masyarakat terhadap konsumsi praktis. Namun, yang patut dicermati adalah tingginya pengeluaran untuk rokok dan tembakau.

Angka 10,68 persen ini tergolong signifikan, bahkan melebihi porsi pengeluaran untuk komoditas bergizi seperti telur, susu, dan buah-buahan.

Sementara itu, untuk pengeluaran non-makanan, hampir separuh dialokasikan untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga (45,42%), diikuti aneka barang dan jasa (29%), serta pajak, pungutan, dan asuransi (8,66%).

Besarnya pengeluaran untuk perumahan mencerminkan pos ini sebagai salah satu kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi setiap rumah tangga.

BACA JUGA: Jamnas JATAM di Kebumen Ditutup, Hasilkan Rekomendasi Strategis untuk Kemandirian Pertanian

Tren pengeluaran ini memiliki implikasi penting. Peningkatan pengeluaran secara umum bisa menjadi indikator pertumbuhan ekonomi.

Namun, tingginya porsi pengeluaran untuk makanan, terutama di tengah potensi tekanan harga, perlu menjadi perhatian.

Selain itu, besarnya alokasi dana untuk rokok dibandingkan dengan komoditas bergizi dapat memengaruhi kualitas gizi masyarakat Kebumen secara keseluruhan.

Berita terkait